maaf, biarkan aku sedikit menumpahkan segalanya disini.
aku merasa terlalu lelah terhadap hal-hal yang seharusnya aku tidak boleh lelah padanya. aku terlalu sering merasa ingin tenggelam saja ditelan bumi, namun aku tetap ingin kembali. terlalu sering menangis tanpa sebab. terlalu tidak mengerti sebenarnya apa yang salah dengan diri sendiri.
sekarang aku tidak lagi seorang anak yang bisa menceritakan segalanya pada mereka yang kukira dapat kupercaya. bahkan untuk bercerita saja, pertimbangannya setengah mati.
dan aku benar-benar jadi setengah mati.
menyimpan seluruhnya sendiri -tidak semua, tapi rasanya seperti semuanya- dan kebingungan pada siapa harus bercerita. sering aku menangis dalam ceritaku padaNya di akhir sujudku yang tidak terlalu panjang. lega memang, namun tetap saja aku seperti hilang arah. ya, aku merasa seperti kapal yang terus berlayar tanpa seorang pun mengendalikan. tapi aku paham, sekuat apapun nantinya ombak akan menghadang, ada Ia yang akan selalu menjaga. aku paham, namun tetap saja sedih. tetap saja tidak mengerti.
mengapa aku terlalu sedih pada hal yang seharusnya tidak boleh aku sedihkan?
Sabtu, 26 Maret 2016
2016
halo, it's been years.
sekarang aku sudah tidak lagi bocah ingusan yang mengenakan seragam putih biru, ataupun putih abu-abu. ya, aku sudah terlalu tua untuk dipanggil siswa sekarang. alhamdulillah, sudah naik status menjadi mahasiswa.
tapi masih gadis yang sama dengan gadis yang menampilkan post terakhir di blog ini, 3 tahun lalu. masih si gadis penggemar westlife, masih si gadis penyuka puisi dan sastra ringan -walaupun sudah tidak lagi bisa membuat satu diantaranya-, masih si gadis melankolis dengan mood roller coaster.
hanya saja tidak lagi denganmu, tidak lagi mengharapkanmu untuk kembali. sekarang, hanya dengan kau tegar dan kuat, bagiku itu sudah lebih dari cukup.
sekarang, seseorang yang katanya bisa jadi lebih baik darimu ada jauh di sana. terpisah karena laut luas itu. terpisah perlahan oleh dinding transparan yang sejak awal (ternyata) memang ada di sana. tapi aku tidak terlalu paham mengapa kami terus berjalan ke depan seolah dinding itu tidak benar-benar ada, terus maju tanpa boleh menoleh ke belakang.
aku merindukanmu.
sekarang aku sudah tidak lagi bocah ingusan yang mengenakan seragam putih biru, ataupun putih abu-abu. ya, aku sudah terlalu tua untuk dipanggil siswa sekarang. alhamdulillah, sudah naik status menjadi mahasiswa.
tapi masih gadis yang sama dengan gadis yang menampilkan post terakhir di blog ini, 3 tahun lalu. masih si gadis penggemar westlife, masih si gadis penyuka puisi dan sastra ringan -walaupun sudah tidak lagi bisa membuat satu diantaranya-, masih si gadis melankolis dengan mood roller coaster.
hanya saja tidak lagi denganmu, tidak lagi mengharapkanmu untuk kembali. sekarang, hanya dengan kau tegar dan kuat, bagiku itu sudah lebih dari cukup.
sekarang, seseorang yang katanya bisa jadi lebih baik darimu ada jauh di sana. terpisah karena laut luas itu. terpisah perlahan oleh dinding transparan yang sejak awal (ternyata) memang ada di sana. tapi aku tidak terlalu paham mengapa kami terus berjalan ke depan seolah dinding itu tidak benar-benar ada, terus maju tanpa boleh menoleh ke belakang.
aku merindukanmu.
Langganan:
Postingan (Atom)